Kemuliaan Sahabat Nabi Shallallahu 'Alaihi Wassalam 2


الســـلامـ عليكــــمـ ورحمة الله وبركــــاته
الحمد لله على إحسانه، والشكر له على توفيقه وامتنانه، وأشهد أن لا إله إلا الله وحده لا شريك له تعظيما لشأنه، وأشهد أن محمدا عبده ورسوله الداعي إلى رضوانه، اللهم صلى عليه وعلى آله وأصحابه وإخوان

Pada kesempatan yang berbahagia ini saya akan menyampaikan tentang keutamaan seorang shahābat yang paling mulia diantara mereka yaitu Abū Bakr Ash Shiddīq radhiyallāhu Tabāraka Ta'āla 'anhu.

Yang Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam telah bersabda:

أَفْضَلُ هَذِهِ الْأُمَّةِ بَعْدَ نَبِيِّهَا أَبُو بَكْرٍ

"Orang yang terbaik dari umat ini setelah Nabi-Nya (setelah Muhammad shallallāhu 'alayhi wa sallam) adalah Abū Bakr Ash Shiddīq radhiyallāhu Tabāraka Ta'āla 'anhu."

(Hadits riwayat Ahmad nomor 794, Musnad 'Ali bin Abī Thalib Radhiyallāhu 'anhu)

⇒ Yang Rasūlullāh telah menjaminnya masuk surga.

Kata Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam:

 أَبُو بَكْرٍ فِي الْجَنَّةِ وَعُمَرُ فِي الْجَنَّةِ وَعُثْمَانُ فِي الْجَنَّةِ وَعَلِيٌّ فِي الْجَنَّةِ

"Abū Bakr di Surga,'Ummar di Surga, Utsman  di Surga, Ali di Surga."

(Hadīts riwayat Tirmidzi nomor 3747)

Kemudian Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam sebutkan sampai 10 shahābat yang dijamin masuk surga oleh Nabi shallallāhu 'alayhi wa sallam.

Yang Rasūlullāh ketika ditanya:

أَيُّ النَّاسِ أَحَبُّ إِلَيْكَ؟ قَالَ : عَائِشَةُ، فَقُلْتُ : مِنَ الرِّجَالِ؟ فَقَالَ : أَبُوهَا، قُلْتُ : ثُمَّ مَنْ؟ قَالَ: ثُمَّ عُمَرُ بْنُ الخَطَّابِ, فَعَدَّ رِجَالًا

"Siapakah manusia yang paling engkau cintai?" Beliau shallallāhu 'alayhi wa sallam menjawab, "'Āisyah."

"Siapa lelaki yang paling kau cintai?" Beliaupun menjawab, "Ayahnya (Abū Bakr Ash Shiddīq Radhiyallāhu Tabāraka Ta'āla 'anhu)."

(Hadīts riwayat Bukhāri nomor 3662 Muslim nomor 2384)

Dialah Abū Bakr, shahābat Nabi shallallāhu 'alayhi wa sallam,

√ Teman bermain Nabi shallallāhu 'alayhi wa sallam.
√ Teman diskusi Nabi shallallāhu 'alayhi wa sallam.

Sebelum Nabi menjadi seorang Nabi.

Oleh karenanya wajar tatkala Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam menawarkan Islām, Abū Bakr langsung berimān. Karena dia kenal betul siapa shahābat ini.

Rasūlullāh berkata:

ما عرضتُ هذا الأمرَ على أحد، إلا كانت منه كبوة وتردُّد، إلا ما كان من أبي بكر

"Tidaklah aku tawarkan agama ini kepada seorang pun kecuali dia pasti ragu, kecuali Abū Bakr Ash Shiddīq radhiyallāhu Tabāraka Ta'āla 'anhu."

Sehingga dia diberi gelar Ash Shiddīq (yang senantiasa membenarkan).

Dalam suatu hadīts, pernah terjadi masalah antara Abū Bakr dan 'Ummar radhiyallāhu Ta'āla 'anhuma dalam Shahīh Bukhāri.

 عَنْ أَبِي الدَّرْدَاءِ ـ رضى الله عنه ـ قَالَ كُنْتُ جَالِسًا عِنْدَ النَّبِيِّ صلى الله عليه وسلم إِذْ أَقْبَلَ أَبُو بَكْرٍ آخِذًا بِطَرَفِ ثَوْبِهِ حَتَّى أَبْدَى عَنْ رُكْبَتِهِ، فَقَالَ النَّبِيُّ صلى الله عليه وسلم " أَمَّا صَاحِبُكُمْ فَقَدْ غَامَرَ ". فَسَلَّمَ، وَقَالَ إِنِّي كَانَ بَيْنِي وَبَيْنَ ابْنِ الْخَطَّابِ شَىْءٌ فَأَسْرَعْتُ إِلَيْهِ ثُمَّ نَدِمْتُ، فَسَأَلْتُهُ أَنْ يَغْفِرَ لِي فَأَبَى عَلَىَّ، فَأَقْبَلْتُ إِلَيْكَ فَقَالَ " يَغْفِرُ اللَّهُ لَكَ يَا أَبَا بَكْرٍ ". ثَلاَثًا، ثُمَّ إِنَّ عُمَرَ نَدِمَ فَأَتَى مَنْزِلَ أَبِي بَكْرٍ فَسَأَلَ أَثَمَّ أَبُو بَكْرٍ فَقَالُوا لاَ. فَأَتَى إِلَى النَّبِيِّ صلى الله عليه وسلم، فَسَلَّمَ فَجَعَلَ وَجْهُ النَّبِيِّ صلى الله عليه وسلم يَتَمَعَّرُ حَتَّى أَشْفَقَ أَبُو بَكْرٍ، فَجَثَا عَلَى رُكْبَتَيْهِ فَقَالَ يَا رَسُولَ اللَّهِ، وَاللَّهِ أَنَا كُنْتُ أَظْلَمَ مَرَّتَيْنِ. فَقَالَ النَّبِيُّ صلى الله عليه وسلم " إِنَّ اللَّهَ بَعَثَنِي إِلَيْكُمْ فَقُلْتُمْ كَذَبْتَ. وَقَالَ أَبُو بَكْرٍ صَدَقَ. وَوَاسَانِي بِنَفْسِهِ وَمَالِهِ، فَهَلْ أَنْتُمْ تَارِكُو لِي صَاحِبِي ". مَرَّتَيْنِ فَمَا أُوذِيَ بَعْدَهَا

Dari Abū Darda  radhiyallāhu Ta'āla 'anhu beliau berkata:

"Suatu hari aku sedang duduk bersama Nabi shallallāhu 'alayhi wa sallam. Tiba tiba datang Abū Bakr sambil mengangkat bajunya, sampai kelihatan kedua lututnya.

Maka Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam berkata kepada para shahābat yang sedang duduk:

"Sesungguhnya shahābat kalian, Abū Bakr, sedang ada masalah."

Kemudian Abū Bakr memberi salam kepada Nabi shallallāhu 'alayhi wa sallam. Lalu Abū Bakr berkata:

"Tadi ada masalah antara aku dan 'Ummar (masalah diantara shahābat mungkin salah omong/ salah faham), akupun terlanjur berucap kata kasar kepada 'Ummar, maka akupun menyesal. Maka saya minta kepada 'Ummar agar memaafkan saya (karena saya salah bicara). Akan tetapi 'Ummar  tidak mau memaafkan saya, maka saya datang kepada engkau, Yā Rasūlullah."

(⇒ 'Ummar, tatkala tidak memaafkan Abū Bakr, Abū Bakr pun gelisah (temannya tidak mau memaafkan dia), maka dia datang kepada Nabi shallallāhu 'alayhi wa sallam menyampaikan curhat kepada Nabi shallallāhu 'alayhi wa sallam.)

Kata Nabi shallallāhu 'alayhi wa sallam:

"Allāh akan mengampuni engkau wahai Abū Bakr."

Tiga kali Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam sebutkan.

(Seakan-akan Nabi berkata meskipun 'Ummar tidak memaafkan engkau, Allāh tetap akan mengampuni engkau wahai Abū Bakr. Kenapa? Karena keutamaan Abū Bakr yang sangat mulia.)

Kemudian 'Ummar menyesal tidak memaafkan Abū Bakr, maka diapun mendatangi rumah Abū Bakr, kemudian 'Ummar pun bertanya:

"Apakah ada Abū Bakr?"

Dan dikatakan tidak ada. Maka 'Ummar pun mendatangi Nabi shallallāhu 'alayhi wa sallam,  kemudian dia memberi salam kepada Nabi shallallāhu 'alayhi wa sallam.

Waktu Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam melihat 'Ummar  tidak mau memaafkan Abū Bakr, berubahlah wajah Nabi marah kepada 'Ummar.

(==> Kenapa? Karena 'Ummar tidak mau memaafkan shahābat dekatnya Abū Bakr radhiyallāhu Ta'āla 'anhu.)

Abū Bakr pun kasihan melihat 'Ummar sambil dia bertelekan di atas kedua lututnya, Dia beri udzur kepada 'Ummar dia bela 'Ummar. Abū Bakr berkata:

"Yā Rasūlullāh, saya yang salah, saya yang mulai, sebanyak dua kali Abū Bakr untuk membela 'Ummar."

Namun Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam tetap membela Abū Bakr. Kemudian Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam berkata:

"(Wahai shahābatku), waktu pertama kali Allāh utus aku kepada kalian, kalian seluruhnya mengatakan Muhammad pendusta. Kecuali Abū Bakr, Abū Bakr langsung mengatakan engkau telah benar. Dan Abū Bakr telah menolongku dengan harta dan jiwanya. Bisakah  kalian tidak mengganggu shahābatku?"

Setelah itu tidak ada yang berani mengganggu Abū Bakr radhiyallāhu Ta'āla 'anhu.

(Hadīts Riwayat Bukhāri nomor 3661)

Kenapa?

⑴ Barangsiapa berani mengganggu Abū Bakr, berarti mengganggu Nabi shallallāhu 'alayhi wa sallam.

⑵ Barangsiapa menyakiti hati Abū Bakr, berarti menyakiti hati Nabi shallallāhu 'alayhi wa sallam.

Kata Nabi shallallāhu 'alayhi wa sallam:

وَوَاسَانِي بِنَفْسِهِ وَمَالِهِ

"Dia telah membantuku dengan harta dan jiwanya."

Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam pernah berkata di hadapan Abū Bakr :

مَا نَفَعَنِي مَالٌ قَطُّ مَا نَفَعَنِي مَالُ أَبِي بَكْرٍ " . قَالَ فَبَكَى أَبُو بَكْرٍ وَقَالَ هَلْ أَنَا وَمَالِي إِلاَّ لَكَ يَا رَسُولَ اللَّهِ

"Tidak ada harta yang bermanfaat kepadaku seperti manfaatnya harta Abū Bakr." Mendengar kata Nabi tersebut Abū Bakr pun menangis. Maka Abu Bakr berkata, "Wahai Rasūlullāh, jiwaku dan hartaku untukmu wahai Rasūlullāh."

(Hadits riwayat Ibnu Majah nomor 94)

Tatkala Bilāl bin Rabah  disiksa oleh tuannya 'Umayyah bin khalaf, disiksa diletakkan batu diatas dadanya, dijemur dibawah diterik matahari, diarak anak-anak putar kota Mekkah.  Maka Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam tidak bisa membantu Bilāl, Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam tidak punya uang.

Maka Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam mendatangi Abū Bakr.

Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam berkata:

يا أبا بكر إن بلالاً يعذب في الله

"Wahai Abū Bakr, sesungguhnya Bilāl sedang disiksa karena Allāh Subhānahu wa Ta'āla."

Maka Abū Bakr pun faham maksud Nabi shallallāhu 'alayhi wa sallam.

Maka dia pun datang lantas mengeluarkan uangnya untuk membeli (membebaskan) Bilāl radhiyallāhu Ta'āla 'anhu  dan 6 budak yang lain.

Maka turunlah firman Allāh Subhānahu wa Ta'āla:

وَسَيُجَنَّبُہَا ٱلۡأَتۡقَى ١٧ الَّذِي يُؤْتِي مَالَهُ يَتَزَكَّىٰ ١٨ وَمَا لِأَحَدٍ عِنْدَهُ مِنْ نِعْمَةٍ تُجْزَىٰ ١٩ إِلَّا ٱبۡتِغَآءَ وَجۡهِ رَبِّهِ ٱلۡأَعۡلَىٰ٢٠ وَلَسَوۡفَ يَرۡضَىٰ٢١

"(Orang yang bertaqwa tersebut yaitu Abū Bakr), akan dijauhkan dari neraka Jahannam. Yang dia telah menafkahkan hartanya dalam rangka untuk membersihkan jiwanya. Padahal tidak ada seorangpun memberikan suatu nikmat kepadanya yang harus dibalasnya, tetapi dia memberikannya karena Allāh Subhānahu wa Ta'āla. Dan kelak dia benar-benar mendapat ridha Allāh Subhānahu wa Ta'āla."

(QS Al Lail: 17-21)

Dia membantu Bilāl, membebaskan budak-budak yang lain, bukan karena balas jasa. Tidak ada jasa mereka terhadap Abū Bakr. Semata mata dia mencari keikhlāsan  wajah Allah subhanahu wata'ala.

Kata Allah:

وَلَسَوۡفَ يَرۡضَىٰ

"Dan kelak dia benar-benar mendapat ridha Allāh Subhānahu wa Ta'āla."

Abū Bakr akan ridhā, Allāh janji Abū Bakr akan ridhā, (artinya) dia akan dimasukkan kedalam Surga Allāh Subhānahu wa Ta'āla.

سبحانك اللهم وبحمدك، أشهد أن لا إله إلا أنت، أستغفرك وأتوب إليك

____
◆ Mari bersama mengambil peran dalam dakwah...
Dengan menjadi Donatur Rutin Program Dakwah Cinta Sedekah

⑴ Pembangunan dan Pengembangan Rumah Tahfizh
⑵ Support Radio Dakwah dan Artivisi
⑶ Membantu Pondok Pesantren Ahlu Sunnah Wal Jama'ah di Indonesia

📝 Silakan mendaftar di :
http://cintasedekah.org/ayo-donasi/

Hidup Berkah dengan Cinta Sedekah
🌎www.cintasedekah.org
👥 https://web.facebook.com/gerakancintasedekah/
📺 youtu.be/P8zYPGrLy5Q
-----------------------------------------

Komentar

Postingan populer dari blog ini

AMALAN DI BULAN RAJAB BAGIAN 03 DARI 06

JANGAN TUNDA HINGGA ESOK BAGIAN